Pengalaman Magang di Arsip
Haloo, guys!
Okaeri! (Gue rasa ini artinya
“selamat datang”, gue rasa, wkwk)
Sugeng rawuh! (Nah, kalau
ini udah pasti artinya “selamat datang”, wkwk)
Yaa, pokoknya selamat
datang deh buat kalian yang akhirnya mau mampir ke blog ini ^^V
Jadi tuuhh, sebenarnya gue
langsung mau update setelah nge-posting tentang Pengalaman Magang (1)
yang kemarin. Tapi yaa gituu, hehehe. Pasti tau kan maksudnya? ._. iya, alasan
doang sih. Gue ingat kok kalau gue masih punya janji, punya hutang buat
ngelanjutin update tentang pengalaman
magang selanjutnya. Selalu ingat malah, zentaini!
Dua bulan yang lalu waktu luang yang ada lebih sering gue
habiskan untuk membaca serialnya Supernova. Kalian tau kan Supernova? Bohong
banget kalau sampai nggak tau, wkwk. Itu keren banget, parah! Yaa, walaupun
banyak istilah sains yang nggak gue ngerti maksudnya apa, sih. Tapi, asli,
serial ini seruuu banget! Bikin gue nggak bisa berhenti buat ngebacanya. Tapi,
serial pamungkas yang baru rilis: Intelegensi Embun Pagi, masih mahal banget
harganya. Belum sanggup beli, hiks T-T. Mungkin baru gue beli beberapa tahun
kemudian kalau harganya udah agak miring. Halah, malah curhat, Sus. Nah, iya
jadi itu alasannya. Tapi, sekarang udah kumpul lagi kok niatnya. Nih, makanya
mau mulai cerita, hehehe. Hontouni gomen >,<
Well, jadi tentang
pengalaman magang di bidang arsip itu ya? Hhmm, menarik.Karena ini adalah sesi sharing, maka gue akan menceritakan
semuanya, apa adanya. Gue magang selama 6 bulan. Terhitung sejak November 2015 sampai
April 2016. Cukup lama ya? Yaa memang. Betah banget sih soalnya, wkwk. Udah
gitu Kepala Arsipnya baik lagi. Aslinya, gue belum harus berhenti April itu,
masih harus lanjut. Padahal, kurun waktu yang gue ajukan di surat lamaran itu
hanya 3 bulan, lho. But I still didn’t know why I’ve been there so long. Ada
satu teman yang ngelamar bareng gue, tapi dia malah harus ‘istirahat’ duluan.
Hhmm.
Oh iya, hampir aja lupa!
Untuk magang kali ini, lokasinya di dalam kampus sendiri, bukan di luar. Karena
magang kali ini juga bukan pada masa liburan semester, melainkan pada masa
perkuliahan. Jadi ya, kuliah sambil magang. Nah, gue kemarin magang di Unit
Pelayanan Dokumentasi dan Kearsipan (UPDK), Fakultas Hukum UI. Gimana caranya
gue bisa tau ada lowongan magang di sini? Yap, gue dapat informasinya dari
dosen gue.
Dosen gue ini mengampu mata
kuliah tentang arsip. Dan, beliau ternyata juga Kepala Arsip di Fakultas Ilmu
dan Budaya (FIB) UI. Karena November itu (semester 3) jadwal kuliah gue belum
sebegitu padat seperti semester 4, jadi gue berinisiatif buat apply ke sana. Tujuannya ya jelas untuk
nambah pengalaman, karena gue sendiri kan baru ngerasain magang sekali, di
Perpustakaan MPR itu. And another reason
is to write one more line in my CV! Wahahaha, nggak deng, ini cuma bercanda
doang kok, serius, beneran! wkwk. Nah, tapi namanya lamaran ya nggak langsung
diterima begitu aja. tetap harus ada seleksi. Seleksi wawancara.
Setelah mendapat izin untuk
bekerja di sana, akhirnya gue memulai hari pertama kerja. Hari pertama masih
diberi petunjuk tentang SOP, Pedoman Pengelolaan Arsip dan lain sebagainya.
Ternyata, arsip inaktif yang ada di UPDK ini masih berupa arsip inaktif tidak
teratur, guys. Dan, di semester 3 ini gue belum dapet mata kuliah Pengelolaan Arsip
Inaktif, mata kuliah itu baru dipelajari nanti, semester 4. Saat ini baru
belajar Pengelolaan Arsip Aktif, hiks. Bersyukurnya, Kepala UPDK mau membimbing
dengan sabar dan senang hati :”
Duh, sepertinya prolog dari
gue udah lumayan panjang ya, hehe. Ini aja udah hampir 2 halaman di Ms. Word
tapi belum juga masuk ke intinya. Okay, I
won’t make it longer than this. It’s long enough, wkwk. Jadi, langsung aja
bahas tentang ngapain-aja-sih-gue-di-sana ya?
2. Bidang Kearsipan
Namanya juga arsip inaktif tidak teratur, alias kacau,
pengelolaanya nggak bisa disamakan dengan arsip inaktif yang sudah teratur.
Kalau arsip inaktif teratur setelah menjadi inaktif dapat langsung ditata
fisiknya sesuai dengan aturan yang diberlakukannya sebelumnya, guys. Misal,
pada masa aktif, arsip teratur ini ditata menurut sistem buku agenda, waktu
menjadi inaktif arsip teratur ini tetap ditata fisiknya dengan sistem tersebut.
Nggak dirubah sama sekali jadi lebih mudah.
Sedangkan dia, si arsip kacau, harus dikelola secara
khusus. Karena pada masa aktifnya arsip
ini juga udah kacau, jadi waktu dilakukaan penataan ulang dia harus menerapkan
asas asal-usul. Sehingga arsip-arsip itu tetap menjadi satu kesatuan tanpa
melepaskan ikatan dari sumber asalnya. Maksudnya begini, guys, misal ada arsip
inaktif kacau dari Unit Kerja Keuangan. Nah, karena pada masa aktifnya dia juga
udah kacau, jadi ya, yaudah waktu penataan jangan dicampur dengan arsip dari
Unit Kerja Kemahasiswaan atau Unit Kerja Fasilitas. Biarkan dia tetap berada di
dalam kelompokknya J
Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilah arsip
dari non arsip. Sumpah, ternyata arsip kacau itu memang benar-benar kacau,
guys, wkwk. Bayangin aja, di dalam berkas arsip kadang terselip undangan,
amplop kosong, map, blanko-blanko yang dicoret-coret da nada juga formulir
kosong. Nah, itu yang dimaksud non arsip ya teman-teman. Benda-benda tidak
terpakai seperti itu harus kita pisahkan dari berkas arsip. Non arsip yang
nggak berguna juga bisa kita musnahkan untuk menghemat ruang penyimpanan.
Memeriksanya satu persatu juga cukup memakan waktu, lhoo, wkwk. By the way, kalau di sini sih lebih
sering disebut sebagai kegiatan penyiangan.
Oh iya! Selain itu, kita harus melepaskan benda-benda besi
dari fisik arsip, seperti staples dan
paper clip. Percaya atau tidak, tapi
baiknya sih percaya, benda-benda besi ini selama 10-20 tahun ke depan akan
merusak fisik arsip, terutama yang bermedia kertas. Kenapa bisa begitu? Lha,
benda-benda besi ini nggak selamanya akan mulus, guys. Seiring berjalannya waktu
dan perubahan suhu di sekitarnya, dia akan menjadi berkarat. Karat-karat ini
yang kemudian akan menimulkan noda pada kertas. ‘Kan bisa aja ada informasi
penting yang jadi sulit terbaca karena tertutup oleh karat itu. Makanya, kita
harus membebaskan arsip dari benda-benda yang menggangu, fiuhh!
Oke, lanjut lagi. Setelah dipilah, berkas arsip dibungkus.
Kalau di UPDK kami membungkusnya dengan
plastik bening, seperti plastik untuk odner. Berkas-berkas arsip lalu kami
masukkan ke dalam boks arsip. Kemudian diberi label yang memuat keterangan
tentang berkas-berkas arsip yang tersimpan di dalamnya. Misal, di dalam boks
itu berisi Daftar Nilai Mahasiswa tahun 2000 dari abjad A sampai K. Maka, pada
label boks kita tuliskan kode klasifikasinya, misal PDP.01.04 DNS 2007 A-K.
Langkah terakhir adalah membuat Daftar Pertelaan Arsip alias DPA. DPA ini
fungsinya sebagai sarana pengendalian fisik dan informasi arsip. DPA bisa
dibuat elektronik (berbentuk file dalam komputer) dan juga tercetak, guys. Begitu
^^
Waah, sudah selesai, guys. Kurang lebih itulah hal tentang
ngapain-aja-sih-gue-di-sana, guys. Semoga keingintahuan kalian terjawab sudah
yap! Berarti janji gue tentang post pengalaman magang udah lunas, nih.
Di lain waktu mungkin gue akan cerita tentang kehidupan
pribadi gue, kisah cinta gue, kisah akademis gue, or something that more valuable. Semoga aja ya, kalau nggak males
nulis, wkwkwk. Doakan ya, guys. Masa posting-an
gue yang ramai di kunjungi Cuma yang ini
doang :” hiks. So, good bye and see you
next time! ^^
maaf ka mau tanya kalo mahasiswa dari luar kampus itu bisa magang disitu engga ta?
BalasHapusHaloo.. maaf ya baru balas.
HapusSependek yang aku tau, magang di dalam kampus hanya diperuntukkan untuk mahasiswa di sana aja :D